Kamis, 06 November 2014

pembelian

PEMBELIAN

1.Evaluasi Alternatif Sebelum Pembelian
Sebelum membeli suatu produk atau jasa, umumnya konsumen melakukan evaluasi untuk melakukan pemilihan produk atau jasa. Evaluasi dan pemilihan yang digunakan akan menghasilkan suatu keputusan. Pengambilan keputusan sendiri merupakan sebuah proses yang terdiri dari beberapa tahap, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif sebelum pembelian, pembelian, konsumsi, dan evaluasi alternatif sesudah pembelian (Engel,1995). Selanjutnya akan dijelaskan mengenai proses pengambilan keputusan membeli yang meliputi pengertian proses pengambilan keputusan membeli, tahap-tahap dalam proses pengambilan keputusan membeli, tingkatan dalam proses pengambilan keputusan membeli serta faktor apa saja yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan membeli.
Konsumen adalah bagian terpenting dalam target pasar suatu perusahaan. Konsumen yang konsumtif juga merupakan sasaran utama para peserta pasar dan perusahaan. Tetapi, kadang konsumen kurang berhati- hati dalam melakukan pembelian sehinggam menimbulkan kerugian sepihak. Maka dari itu, harus dilakukan evaluasi alternatif yang dilakukan oleh konsumen sebelum mengambil keputusan untuk membeli.
a.       Kriteria Evaluasi :
Saat melakukan suatu keputusan pembelian, konsumen harus bisa menentukan prioritas terhadap pembelian yang tepat supaya tidak melakukan kesalahan dalam perwujudan mendapatkan barang dan jasa yang dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari. Dalam mengambil keputusan mengenai pembelian suatu barang, harus memperhatikan  yang mana kebutuhan yang penting dan jumlah uang yang kita punyai, juga menetapkan dan menggunakan berbagai kriteria evaluasi termasuk pada harga, Merek pada saat membuat keputusan pembelian. Selain itu juga, menilai kinerja setiap alternatif sebagai dasar evaluasi serta mengetahui dan memahami bagaimana situasi konsumen dalam menentukan pilihan dengan melihat berbagai aspek yang sudah ada. Persaingan antar perusahaan sejenis baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif. Oleh karena itu perusahaan yang ingin hidup dan berkembang harus memperhatikan kemampuan perusahaan dalam memenuhi serta memuaskan kebutuhan konsumen, khususnya disini pelayanan. Dengan semakin ketatnya persaingan maka harus semakin selektifnya konsumen dalam memilih produk yang tersedia di pasar, hingga konsumen harus benar-benar teliti dalam pembelian terhadap barang tsb.
b.      Menentukan alternatif pilihan
Kemudian kriteria yang akan menjadi alternatif pilihan di tentukan barulah konsumen menentukan alternative produk yang menjadi pilihannya.
c.       Menaksir Alternatif Pilihan
Ada tiga cara pandang dalam menganalisis alternatif  keputusan konsumen :
Ø  Sudut Pandang Ekonomis
Konsumen sebagai orang yang membuat keputusan secara rasional, yang mengetahui semua alternatif produk yang tersedia dan harus mampu membuat peringkat dari setiap alternatif yang ditentukan dipertimbangkan dari kegunaan dan kerugiannya serta harus dapat mengidentifikasikan satu alternatif yang terbaik, disebut ekonomik man. 
Ø  Sudut Pandang Kognitif
Konsumen sebagai kognitif man atau sebagai problem solver. Kosumen merupakan pengolah informasi yang selalu mencari dan mengevaluasi informasi tentang produk dan gerai. Pengolah informasi selalu berujung pada pembentukan pilihan, terjadi inisiatif untuk membeli atau menolak produk. Cognitive man berdiri di antara economic man dan passive man, seringkali cognitive man punya pola respon terhadap informasi yang berlebihan dan seringkali mengambil jalan pintas, untuk memenuhi pengambilan keputusannya pada keputusan yang memuaskan. 
Ø  Sudut Pandang Emosianal
Menekankan emosi sebagai pendorong utama, sehingga konsumen membeli suatu produk. Favoritisme buktinya seseorang berusaha mendapatkan produk favoritnya, apapun yang terjadi. Benda-benda yang menimbulkan kenangan juga dibeli berdasarkan emosi. Anggapan emotional man itu tidak rasional adalah tidak benar. Mendapatkan produk yang membuat perasaannya lebih baik merupakan keputusan yang rasional.
d.      Menyeleksi aturan pengambilan keputusan
Dalam menyeleksi aturan pengambilan keputusan terdapat suatu hal yang perlu diperhatikan, yang paling utama adalah yang paling penting dalam memenuhi berbagai kriteria yang dapat dicapai oleh produk tersebut agar dapat memuaskan konsumen.

2.Pembelian
Pembelian yang dilakukan konsumen untuk membeli suatu produk dipengaruhi oleh beberapa hal, baik dari atribut-atribut produk dan perilaku pembeli konsumen itu sendiri. Fenomena yang dapat dilihat dari perilaku pembelian konsumen di Indonesia. Menunjukkan adanya kecenderungan tersebut. Konsumen lebih mempertimbangkan kesan yang diperoleh dari pembelian, kesesuaian dengan psikologis konsumen, maupun pertimbangan-pertimbangan lain dibandingkan dari manfaat produk yang diperoleh.
Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan barang yang ditawarkan. Menurut Kotler (1997:162) ada lima tahap proses pengambilan keputusan pembelian. Pertama analisis atau pengenalan kebutuhan. Kedua pencarian informasi. Ketiga evaluasi alternative. Keempat keputusan membeli, yaitu dalam tahap evaluasi konsumen memberi tingkatan merek dan menimbulkan niat untuk membeli.
a.      Proses pemutusan pembelian
Proses  Proses  keputusan  pembelian  dipengaruhi  unsur  psikologis  yang  menentukan tipe pembelian yang mereka buat meliputi motivasi, persepsi, belajar,kepribadian dan sikap.
Ø  Adanya Kebutuhan  Kesenjangan  antara  keadaan  faktual  dengan  keadaan  yang  diinginkan  konsumen.  Kebutuhan  ini  dapat  dirasakan  baik  melalui  rangsangan  dari  luar  maupun dari dalam diri konsumen seperti lapar dan haus.
Ø  Pencarian informasi sebelum pembelian  Informasi dibutuhkan sebagai alat pertimbangan dari berbagai alternatif yang ada.  Informasi  tersebut,  dikumpulkan  dalam  jumlah  lebih  dari  satu  yang  dapat  mempunyai  kesamaan,  melengkapi  bahkan  berbeda  dalam  keberadaannya.  Persamaan  informasi  mendukung  daya  kepercayaan  dimana  perbedaan  memberikan  alasan  untuk  evaluasi  kesesuaian  dengan  kebutuhan  maupun  keinginan konsumen.
Ø  Evaluasi alternatif  Perbandingan  dari  berbagai  alternatif  yang  tersedia  sehingga  diperoleh  pilihan  terbaik Penilaian  ini  menimbulkan  rasa  puas  atau  tidak  puas  konsumen yang  memberikan  pengaruh  terhadap  tindakan  selanjutnya  mereka  terhadap  produk maupun organisasi sebagai umpan balik berupa pengalaman pembelian.  Model  keputusan  pembelian telah dikemukakan memperlihatkan adanya tiga  klasifikasi, yaitu: input, proses, dan output. Input menentukan proses yang kemudian menghasilkan  output  berupa  pembelian.  Proses  yang  meliputi  variabel  pembuatan  keputusan,  unsur  psikologis,  pengalaman berlangsung  dalam  diri  konsumen  ditentukan  input  yang  bersumber  dari  luar  individu  konsumen  berupa  usaha  pemasaran,  lingkungan  sosial  budaya.  Keputusan  pembelian  berlangsung  dalam  diri  individu  konsumen  meliputi  adanya  kebutuhan,  pencarian  informasi,  evaluasi  alternatif  yang  menghasilkan  output  pembelian. Berdasarkan hal tersebut, keputusan pembelian dipengaruhi faktor-faktor baik dari luar maupun dari dalam diri konsumen dimana belum mencapai tindakan pembelian.
Ø  Kesadaran Konsumen Terhadap Kebutuhan dan Keinginannya  Dapatnya  kebutuhan  diklasifikasikan  oleh  beberapa  ahli  memberikan  gambaran  kebutuhan  konsumen  tetap  dalam  jangka  waktu  yang  lama.Pengembangan  atau  kombinasi  dari  kebutuhan  tersebut,  mempunyai  jangka  waktu  aktif  lebih  temporer  dan  berlangsung pada individu konsumen. Manusia membutuhkan makanan dalam keadaan  lapar  atau  minuman  dalam  keadaan  haus  dimana  Zuwandi  seorang  muslim  minum  air  dingin  yang  tidak  beralkohol.  Abraham  Maslow  (Pramudya  Sunu,1999:6)  mengklasifikasikan kebutuhan secara sistematik ke dalam lima kategori sebagai berikut :
·         Kebutuhan fisiologis  Kebutuhan yang paling pokok, seperti sandang, pangan, dan papan
·         Kebutuhan rasa aman  Jika  kebutuhan  fisiologis  terpenuhi  maka  kebutuhan  rasa  aman  muncul  menggantikannya. Hal ini menjadi kebutuhan yang berusaha dipenuhi. Oleh sebab  itu, kebutuhan ini akan memotivasi seseorang seperti jaminan keamanan.
·         Kebutuhan sosial  Jika  kebutuhan  fisiologis  dan  rasa  aman  terpenuhi  maka  kebutuhan  itu  tidak  lagi  memotivasi  perilaku.  Selanjutnya,  kebutuhan  sosial  yang  menjadi  motivasi  aktif perilaku seperti afiliasi, memberi dan menerima kasih sayang serta persahabatan.
·         Kebutuhan ego  Kebutuhan  yang  berkaitan  dengan  kehormatan  diri,  reputasi  seseorang  seperti  pengakuan, dan penghormatan.  5.Kebutuhan perwujudan diri  Kebutuhan  yang  hanya  mulai  mendominasi  perilaku  seseorang  jika  semua  kebutuhan  pada  tingkat  yang  lebih  rendah  terpenuhi.  Kebutuhan  tersebut,  merupakan  kebutuhan  yang  dimiliki  semua  orang  untuk  menjadi  orang  yang  memiliki kemampuan untuk mewujudkannya seperti pegawai yang mengikuti kuliah  untuk mencapai jenjang pendidikan lebih tinggi.

Ada empat sudut pandang dalam menganalisis pengambilan keputusan konsumen Sudut Pandang Ekonomis Konsumen sebagai orang yang membuat keputusan secara rasional, yang mengetahui semua alternative produk yang tersedia dan harus mampu membuat peringkat dari setiap alternative yang ditentukan dipertimbangkan dari kegunaan dan kerugiannya serta harus dapat mengidentifikasikan satu alternative yang terbaik, disebut economic man. Tidak reatistis karena;
·         Manusia memiliki keterbatasan kemampuan, kebiasaan dan gerak Contoh; orang yang tidak terampil berkomunikasi akan malas bertanya.
·         Manusia dibatasi oleh nilai-nilai dan tujuan Contoh; seorang perempuan yang ingin menghangatkan badan tidak harus pergi ke kota untuk membeli ronde, cukup dengan membuat kopi panas untuk memenuhi tujuannya.
·         Manusia dibatasi oleh pengetahuan yang mereka miliki Tidak semua informasi mengenai produk bisa mereka pahami, kriteria evaluasi yang ingin mereka bentuk pun tidak akan setepat economicman.
Konsumen tidak membuat keputusan yang rasional, tetapi keputusan yang memuaskan adalah keputusan yang cukup baik.
·         Sudut Pandang Pasif
Sudut pandang ini berlawanan dengan sudut pandang ekonomis, konsumen pada dasarnya pasrah pada kepentingan sendiri dan menerima secara pasif usaha-usaha promosi dari para pemasar. Konsumen dianggap sebagai pembeli yang impulsive dan irasional.
Kelemahannya adalah pandangan ini tidak mempertimbangkan kenyataan bahwa konsumen memainkan peranan penting dalam setiap pembelian yang dilakukan, baik dalam mencari informasi tentang berbagai alternative produk, maupun dalam menyeleksi produk yang dianggap akan memberikan kepuasan.
·         Sudut Pandang Kognitif
Konsumen sebagai cognitive man atau sebagai problem solver. Kosumen merupakan pengolah informasi yang selalu mencari dan mengevaluasi informasi tentang produk dan gerai. Pengolah informasi selalu berujung pada pembentukan pilihan, terjadi inisiatif untuk membeli atau menolak produk. Cognitive man berdiri di antara economic man dan passive man, seringkali cognitive man punya pola respon terhadap informasi yang berlebihan dan seringkali mengambil jalan pintas, untuk memenuhi pengambilan keputusannya (heuristic) pada keputusan yang memuaskan.
·         Sudut Pandang Emosianal
Menekankan emosi sebagai pendorong utama, sehingga konsumen membeli suatu produk. Favoritisme buktinya seseorang berusaha mendapatkan produk favoritnya, apapun yang terjadi. Benda-benda yang menimbulkan kenangan juga dibeli berdasarkan emosi. anggapan emotional man itu tidak rasional adalah tidak benar. Mendapatkan produk yang membuat perasaannya lebih baik merupakan keputusan yang rasional.

b.      MEMILIH ALTERNATIF TERBAIK
Setelah konsumen menerima pengaruh dalam kehidupannya maka mereka sampai pada keputusan membeli atau menolak produk. Pemasar dianggap berhasil kalau pengaruh-pengaruh yang diberikannya menghasilkan pembelian dan atau dikonsumsi oleh konsumen. Keputusan konsumen, tingkatan-tingkatan dalam pengambilan keputusan, serta pengambilan keputusan dari sudut pandang yang berbeda bukan hanya untuk menyangkut keputusan untuk membeli, melainkan untuk disimpan dan dimiliki oleh konsumen.
Keputusan adalah suatu pemilihan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Bila seseorang dihadapkan pada dua pilihan, yaitu membeli dan tidak membeli tapi memilih membeli, maka dia ada dalam posisi membuat keputusan. Semua orang mengambil keputusan setiap hari dalam hidupnya tanpa disadari. Dalam proses pengambilan keputusan, konsumen harus melakukan pemecahan masalah dalam kebutuhan yang dirasakan dan keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dengan konsumsi produk atau jasa yang sesuai. Tiga tingkatan dalam pemecahan ini; Pemecahan masalah yang mensyaratkan respons yang rutin.
Keputusan yang diambil tidak disertai dengan usaha yang cukup untuk mencari informasi dan menentukan alternatif. Kebiasaan berjalan secara otomatis, prilaku seseorang merupakan respon terhadap rutinitas karena dilakukan berulang-ulang seringkali tanpa disadari.
Pemecahan masalah dengan proses yang tidak berbelit-belit (terbatas).
Pemecahan masalah ini menyebabkan seseorang tidak peduli dengan ada tidaknya informasi dengan menggunakan criteria yang kurang lebih sudah terbentuk, untuk mengevaluasi kategori produk dan mereknya. Tidak mengevaluasi setiap atribut dan fitur produk dalam memilih mana yang sesuai dengan kebutuhannya.
Pemecahan masalah yang dilakukan dengan upaya yang lebih berhati-hati dan penuh pertimbangan (pemecahan masalah yang intensif). Di tingkat ini konsumen memerlukan informasi yang relative lengkap untuk membentuk criteria evaluasi dari kriteria yang baku .
Prosesnya lebih rumit dan panjang mengikuti proses tradisional. Mulai dari sadar akan kebutuhan, motivasi untuk memenuhi kebutuhan, mencari informasi, mengembangkan alternative, memilih satu dari berbagai alternatif dan memutuskan untuk membeli. Terutama menyangkut produk yang gampang terlihat oang lain dan sangat mempengaruhi citra diri sosial seseorang (significant others; orang lain yang signifikan bagi kehidupan seseorang, terutama citra dirinya).
Meliputi dua tahap yaitu menetapkan tujuan pembelian dan menilai serta mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian berdasarkan tujuan pembelian. Tujuan pembelian bagi masing – masing konsumen tidak selalu sama, tergantung pada jenis produk dan kebutuhannya. Misalnya Wika menginginkan sebuah notebook baru merk Toshiba Libretto W100 (desired state) padahal sebelumnya sudah mempunyai notebook Acer (actual state). Pemilihan merek Toshiba Libretto W100 sendiri muncul setelah melewati evaluation of alternatives, yakni menimbang-nimbang antara merek yang satu dengan merek yang lain yang terdiri dari merek yang sudah ada dalam kepala dan ada kemungkinan akan dibeli (evoked set), merek yang ada dalam kepala konsumen namun tidak akan dibeli (inert set) dan merek yang tidak diketahui konsumen (inept set).   Selanjutya, dari sini terjadilah pertentangan antara actual state dan desired state yang disebut sebagai significant different. Dari proses significant different apabila hasilnya negatif berarti Wika sudah merasa berada dalam ideal state. Apabila hasilnya positif akan menuju proses selanjutnya yakni problem definition. Dalam proses ini, Wika akan memastikan kembali apakah ia benar-benar membutuhkan notebook tersebut atau cukup dengan notebook yang sudah ada saat ini. Problem definition berlanjut menimbulkan hasil pemikiran yang disebut effect of problem definition. Dalam tahap terakhir ini, keputusan final Wika apakah ia akhirnya menunda pembelian notebook baru (hold) atau mencari informasi lebih lanjut mengenai notebook Toshiba Libretto W100 (information search).
Proses itu kemudian tidak berhenti sampai disitu, terdapat langkah selanjutnya dalam information search. Dalam information search, terdapat dua bagian, yakni internal dan eksternal. Internal berarti informasi suatu produk muncul dari dalam dirinya sendiri, misalnya pernah membeli barang tersebut sebelumnya. Sedangkan eksternal, berarti informasi didapatkan di luar diri, misalnya lewat tvc, obrolan dengan teman, atau bisa juga pengaruh keluarga. Hal ini berhubungan dengan the hierarchy of effect yang terbagi dua, yakni high involvement hierarchy yang membutuhkan informasi lebih jauh  dengan mencari informasi lebih lanjut (eksternal) dan low involvement of effect yang membutuhkan informasi yang lebih sedikit yakni informasi yang sudah ada di dalam diri saja (internal).
Selanjutnya, masuk ke dalam purchase decision, misalnya akhirnya Wika memutuskan untuk membeli Toshiba Libretto W100. Purchase decision ini dipengaruhi oleh motive arousal. Misalnya Wika membeli notebook tersebut kondisi situasional yang menginginkan keadaan lebih baik dengan membeli barang yang lebih baik. Selain itu, pembelian notebook itu, dapat memperkuat self concept Wika sebagai gadget freak yang ingin tampil beda. Setelah akhirnya suatu barang selesai dibeli, akan masuk ke tahap berikutnya yakni Post-Purchase Behavior. Pada tahap ini, pembelian yang sudah dilakukan ditinjau kembali, apakah timbul rasa puas atau tidak. Misalnya kembali ke contoh atas, setelah Wika akhirnya membeli Toshiba Libretto W100, muncul ketidakpuasan dalam dirinya, karena  notebook tersebut tidak menggunakan vga discrete tapi malah menggunakan vga onboard yang akhirnya membuat Wika tidak puas (dissatisfaction).

c.       MEMILIH SUMBER SUMBER PEMBELIAN
Pencarian informasi dapat bersifat aktif atau pasif, internal atau eksternal, pencarian informasi yang bersifat aktif dapat berupa kunjungan terhadap beberapa toko untuk membuat perbandingan harga dan kualitas produk, sedangkan pencarian informasi pasif hanya dengan membaca iklan di majalah atau surat kabar tanpa mempunyai tujuan khusus tentang gambaran produk yang diinginkan.
Pencarian informasi internal tentang sumber – sumber pembelian dapat berasal dari komunikasi perorangan dan pengaruh perorangan yang terutama berasal dari komunikasi perorangan dan pengaruh perorangan yang terutama berasal dari pelopor opini, sedangkan informasi eksternal berasal dari media masa dan sumber informasi dari kegiatan pemasaran perusahaan.
·         Sumber pribadi           : keluarga, teman, tetangga, kenalan
·         Sumber komersial       : Iklan, wiraniaga, agen, kemasan, pajangan
·         Sumber publik             : media massa, organisasi penilai konsumen
·         Sumber pengalaman    : penanganan, pemeriksaan dan menggunakan produk

SUMBER:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar